emosi .
itu yang saya rasakan atas apa yang terjadi di 3 hari terakhir dalam minggu ini. terasa sangat hiperbola sebenarnya.
semuanya berawal dari status mimi yang frontal menyebutkan apa isi dari relung hatinya, tanpa sadar isi relung hatinya menyebrang jauh dari kata yang terucap dari bibirnya kepada saya di setiap harinya.
dia meminta saya menjadi untuk menyemangatinya, tentu saja dengan senang hati dan penuh senyum saya semangati, sekalipun semua kepala mengatakan bahwa hal itu akan percuma, saya yakin dia bisa berubah jika saya semangati.
berjuta detik berlalu, saya merasa ada kemajuan atas diri mimi yang telah saya semangati. tapi, sebulan terakhir setiap dia bercerita, dia tidak pernah secara langsung menatap mata saya. saya merasa ini adalah bahasa tubuh yang ganjil dan aneh. tapi saya tepis pikiran negatif tersebut dengan tersenyum mendengar cerita yang dia berikan.
mulai lagi ada keanehan dari setiap status yang dia publikasikan di jejaringan sosial, seperti ungkapan cinta dan rindu terhadap seseorang. saya tanya langsung kepada orang yang bersangkutan, tapi dia hanya berkata bahwa itu hanya potongan dari lirik lagu yang dia dengar ketika sedang berada di rumah. saya terima alasan itu, karna saya yakin dengan apa yang dia katakan. lagipula tak jarang dia mengucapkan kata-kata kasar yang ditujukan untuk orang yang ingin dia lupakan. sudah pernah saya bilang agar dia tidak terlalu membenci orang tersebut , tapi nampaknya dia merasa sangat emosi hingga akhirnya berlaku seperti itu.
hingga akhirnya , suatu sore saya melihat status yang sangat-sangat frontal menuliskan nama dan isi hati untuk orang yang seharusnya dia lupakan.
shock. dan saya pun meninggalkan pesan untuk dia agar dia tau betapa kagetnya saya terhadap barisan kata yang saya tulis.
kecewa banget rasanya ngebaca tulisan itu, bikin dinding hati rubuh padahal sulit banget ngebangunnya.
tau gak sih kenapa aku sebegitu kecewanya? ya gila aja ! diboongin gue ketawa gitu? sakit !. semua perhatian yang aku kasih buat orang" itu untuk menghilangkan rasa daem diri untuk membiarkan hati dan otak menjeritkan pro dan kontra. tau gak rasanya? gak kan? karna kamu bukan saya yang melewati beratnya untuk memandang kenyataan.
aku udah sepenuhnya merhatiin orang" yang aku sayang, temen" yang berarti buat aku. tapi respon yang diharapkan nihil. padahal aku gak minta diperhatikan balik, aku hanya meminta untuk didengarkan.
aku mencoba intropeksi diri, apakah sisi perhatian aku salah dan egois? apakah sisi perhatian aku menghalangi kebahagiaan orang lain? sisi mana yang salah sehingga membuat barisan orang" itu mengecewakan aku? aku yang bodoh atau aku yang terlalu baik atau aku yang emosi?
belom lagi orin , yang sudah berulang kali jatuh ke lubang yang sama tapi masih juga batu memaksa itu adalah kebahagiaan buat dia. alhasil dia jatuh ke lubang yang sama dan menunjukkan mimik wajahnya yang bengkak. salah siapa?
ternyata dibalik semua ini masih banyak hal yang dirahasiakan dr saya. seakan saya itu gak ada.
mulai sekarang kata Indra "sekarang gini aja, kamu udah baik perhatian sama temen temen kamu, tapi merekanya berlaku kaya orang yang gamau diperhatiin.yaudah tinggal gausah diperhatiin aja.gampang kan?kamu juga punya aku yang sepenuhnya bisa kamu perhatiin sewajarnya"
aku mau berusaha jadi orang antipati. jadi orang sedikit jahat dan gak perduli sama apapun yang ada di pelupuk mata.
SEMANGAAATTTTTT