6.30.2013

Keterkaitan Abnormalitas dengan Gender, Stress Dan Konsep Motivasi



Abnormalitas dapat di definisikan sebagai hal yang jarang terjadi atau penyimpangan dari kondisi rata-rata (seperti tinggi badan yang ekstrem). Menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI), abnormalitas adalah tidak sesuai dengan keadaan yang biasa, tidak normal dan mempunyai kelainan.

Dengan melihat berbagai macam masalah yang seringkali dialami individu yang tidak jarang juga menjadikan mereka mengalami gangguan psikologis atau disebut juga perilaku abnormal. Perilaku abnormal merupakan perilaku yang menyimpang dari normal. Individu yang mengalami gangguan abnormalitas ada kemungkinan untuk berubah menjadi normal. Gangguan abnormal tidak dapat berubah menjadi normal secara total atau sepenuhnya. oleh karena itu upaya yang dapat dilakukan, yaitu dengan melakukan treatment (terapis psikologis) dan dibantu untuk dapat bersosialisasi agar dapat menjadi invidu yang mandiri (sembuh sosial). Bahkan yang mulanya individu tersebut normal, ada kemugkinan untuk berubah menjadi abnormal jika mereka terlalu banyak melakukan defence mecahnism denganmereprese dirinya terus menerus. Sehingga individu mengalami frustasi karena titidak bisa mencapai tujuan hidupnya seperti yang inginkan yang kemudian akan menimbulkan stres sehingga individu merasa tertekan dan akhirnya depresi (stres yang berkepanjangan). Semua itu yang kemudian dapat menimbulkan konflik dalam diri yang juga menimbulkan simtom seperti menangis atau berbicara sendiri atau melakukan perilaku bunuh diri. Baik yang commit suicide (hanya baru keinginan bunuh diri) maupun suicide (sudah melakukan bunuh diri).

Berdasarkan sumber asalnya, sebab – sebab perilaku abnormal dapat digolongkan sedikitnya menjadi tiga yaitu :
1. Faktor Biologis adalah berbagai keadaan biologis atau jasmani yang dapat menghambat perkembangan ataupun fungsi sang pribadi dalam kehidupan sehari – hari seperti kelainan gen, kurang gizi, penyakit dsb. Pengaruh – pengaruh faktor biologis lazimnya bersifa menyeluruh. Artinya mempengaruhi seluruh aspek tingkah laku, mulai dari kecerdasan sampai daya tahan terhadap stress.
2. Faktor – faktor psikososial
a. Trauma Di Masa Kanak – Kanak
Trauma Psikologis adalah pengalaman yang menghancurkan rasa aman, rasa mampu, dan harga diri sehingga menimbulkan luka psikologis yang sulit disembuhkan sepenuhnya. Trauma psikologis yang dialami pada masa kanak – kanak cenderung akan terus dibawa sampai ke masa dewasa.
b. Deprivasi Parental
Tiadanya kesempatan untuk mendapatka rangsangan emosi dari orang tua, berupa kehangatan, kontak fisik,rangsangan intelektual, emosional dan social. Ada beberapa kemungkinan sebab misalnya :1. Dipisahkan dari orang tua dan dititipkan di panti asuhan, 2. Kurangnya perhatian dari pihak orang tua kendati tinggal bersama orang tua di rumah.
c. Hubungan orang tua – anak yang patogenik
Hubungan patogenik adalah hubungan yang tidak serasi, dalam hal ini hubungan antara orang tua dan anak yang berakibat menimbulkan masalah atau gangguan tertentu pada anak.
d. Struktur keluarga yang patogenik
Struktur keluarga sangat menentukan corak komunikasi yang berlangsung diantara para anggotanya. Struktur keluarga tertentu melahirkan pola komunikasi yang kurang sehat dan selanjutnya muncul pola gangguan perilaku pada sebagian anggotanya. Ada empat struktur keluarga yang melahirkan gangguan pada para anggotanya:
1) Keluarga yang tidak mampu mengatasi masalah sehari-hari.
Kehidupan keluarga karena berbagai macam sebab seperti tidak memiliki cukup sumber atau karena orang tua tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan secukupnya .
2) Keluarga yang antisosial
Keluarga yang menganut nilai – nilai yang bertentangan dengan masyarakat luas
3) Keluarga yang tidak akur dan keluarga yang bermasalah
4) Keluarga yang tidak utuh
Keluarga dimana ayah / ibu yang tidak ada di rumah, entah karena sudah meninggal atau sebab lain seperti perceraian, ayah memiliki dua istri dll.
e. Stress berat
Stress adalah keadaan yang menekan khususnya secara psikologis. Keadaan ini dapat ditimbulkan oleh berbagai sebab, seperti :
1) Frustasi yang menyebabkan hilangnya harga diri
2) Konflik nilai
3) Tekanan kehidupan modern

3. Faktor – Faktor Sosiokultural
Meliputi keadaan obyektif dalam masyarakat atau tuntutan dari masyarakat yang dapat berakibat menimbulkan tekanan dalam individu dan selanjutnya melahirkan berbagai bentuk gangguan seperti :
a. Suasana perang dan suasana kehidupan yang diliputi oleh kekerasan,
b. Terpaksa menjalani peran social yang berpotensi menimbulkan gangguan, seperti menjadi tentara yang dalam peperangan harus membunuh.
c. Menjadi korban prasangka dan diskriminasi berdasarkan penggolongan tertentu seperti berdasarkan agama, ras, suku dll

Kaitan abnormalitas dengan motivasi itu penting menurut saya, karena ketika seseorang mengalami kelainan yaitu abnormalitas, maka sangat dibutuhkan motivasi untuk orang tersebut dalam menjalani kesehariannya. motivasi ini juga berguna untuk membuat si penderita merasakan adanya dukungan dari orang sekitar agar dirinya bisa berubah perlahan menuju normal, atau setidaknya dengan kekurangan yang dia punya, dia tidak merasa tersisih

Perilaku Abnormal dari Gangguan Stres
Dari uraian diatas dapat diketahui perialku abnormal akibat gangguan stres adalah sebagai berikut :
a.       Agresi
Yaitu kemarahan yang meluap-luap dan mengadakan penyerangan kasar karena seseorang mengalami kegagalan. Biasanya adapula tindakan sadistik dan membunuh orang. Agresi ini sangat menggangu fungsi intelegensi sehingga harga dirinya merosot.
b.      Regresi
Yaitu kembalinya individu pada pola-pola primitif dan kekanak-kanakan. Misalnya dengan jalan menjerit-jerit, menangis meraung-raung, membanting barang, menghisap ibu jari, mengompol, pola tingkah laku histeris, dll. Tingkah laku diatas didorong oleh adanya rasa dongkol, kecewa ataupun tidak mampu memecahkan masalah. Tingkah laku diatas adalah ekspresi dari rasa menyerah, kalah, putus asa dan mental yang lemah.
c.       Fixatie
Merupakan suatu respon individu yang selalu melakukan sesuatu yang bentuknya stereotipi, yaitu selalu memakai cara yang sama. Misalnya, menyelesaikan kesulitannya dengan pola membisu, membentur kepala, berlari-lari histeris, mengedor-gedor pintu memukul-mukul dada sendiri, dll. Semua itu dilakukan sebagai alat pencapai tujuan, menyalurkan kedongkolan ataupun alat balas dendam.
d.      Pendesakan dan komplek-komplek terdesak
Pendesakan adalah usaha untuk menghilangkan atau menekankan ketidak sadaran beberapa kebutuhan, pikiran-pikiran yang jahat, nafsu-nafsu dan perasaan yang negatif. Karena didesak oleh keadaan yang tidak sadar maka terjadilah komplek-komplek terdesak yang sering menggangu ketenangan batin yang berupa mimpi-mimpi yang menakutkan , halusinasi, delusi, ilusi, salah baca, dll.
e.       Rasionalisme
Adalah cara untuk menolong diri secara tidak wajar atau taktik pembenaran diri dengan jalan membuat sesuatu yang tidak rasional dengan tidak menyenangkan. Misalnya, seorang yang gagal secara total melakukan tugas akan berkata bahwa tugas tersebut terlalu berat baginya karena dirinya masih muda.
f.       Proyeksi
Adalah usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan sikap-sikap diri yang negative pada orang lain. Misalnya orang yang sangat iri hati dengan kekayaan dan kesuksesan tetangganya akan berkata bahwa sesungguhnya tetangganyalah yang sebenarnya irihati pada dirinya.
g.      Tehnik Anggur masam
Usaha memberikan atribut yang jelek atau negative pada tujuan yang tidak bisa dicapainya. Misalnya seseorang mahasiswa yang gagal menempuh ujian akan berkata bahwa soal ujian tidak sesuai dengan bahan yang diajarkan.
h.      Tehnik jeruk manis
Adalah usaha memberikan atribut-atribut yang bagus dan unggul pada semua kegagalan kelemahan dan kekurangan sendiri. Misalnya seorang diplomat yang gagal total melakukan tugas akan berkata “Inilah tehnik diplomatif bertaraf internasional, mundur untuk merebut kemenangan”
i.        Identifikasi
Adalah usaha menyamakan diri sendiri dengan orang lain, misalnya mengidentifikasikan diri dengan bintang film tenar, professor cemerlang dll. Semua itu bertujuan memberikan keputusan semu pada dirinya.
j.        Narsisme
Adalah perasaan superior, merasa dirinya penting dan disertai dengan cinta diri yang patologis dan berlebih-lebihan. Orang ini sangat egoistis dan tidak pernah peduli dengan dunia luar.
k.      Autisme
Ialah gejala menutup diri secara total dari dunia nyata dan tidak mau berkomunikasi lagi dengan dunia luar yang dianggap kotor dan jahat, penuh kepalsuan dan mengandung bahaya yang mengerikan. Maka bila tingkah laku yang demikian dijadikan pola kebiasaan akan mengakibatkan bertumpuknya kesulitan hidup, bertambahnya konflik-konflik batin yang kronis lalu terjadilah disintegrasi kepribadian.


Abnormalitas Yang Berhubungan dengan Kromosom
a.Sindrom Down
Seseorang dengan sindrom down memiliki wajah yang bulat, tulang tengkorak yang datar, lipatan kulit ekstra diatas kelopak mata, lidah yang panjang, tangan dan kaki yang pendek, dan keterbelakangan dalam kemampuan mental dan motorik.
Sindrom ini disebakan oleh adanya duplikasi ektra dari kromosom 21. Tidak diketahui mengapa kromosom ektra dapat muncul, tetapi kesehatan dari sperma laki-laki dan sel telur perempuan dapat terlibat.
Sindrom down muncul pada sekitar satu dalam setiap 700 kelahiran. Wanita antara umum 18 hingga 38 lebih tidak mungkin melahirkan bayi dengan sindrom down dibandingkan dengan waniya yang lebih muda atau yang lebih tua.

b.Abnormalitas yang Berhubungan dengan Jenis Kelamin
Bayi yang baru lahir memiliki kromosm X dan Y, atau dua kromosom XY untuk laki-laki dan XX untuk perempuan. Embrio manusia haru memiliki setidaknya satu kromosom X untuk dapat tumbuh. Abnormalitas kromosom yang berhubungan dengan jenis kelamin yang paling umum melibatkan adanya kromosm ekstra (baik X atau Y) atau ketiadaan satu kromosom X pada perempuan.

c.Sindrom Klinefelter
Sindrom klinefelter merupakan kelainan genetik di mana laki-laki memiliki kromosom X ektra, membuat mereka menjadi XXY dan bukan XY. Laki-laki dengan kelainan ini memiliki testis yang tidak berkembang, dan mereka biasanya memiliki dada yang besar dan tumbuh tinggi. Sindrom klinefelter terjadi sekitar satu dalam setiap 800 kelahiran hidup anak laki-laki.

d.Sindrom Fragile X
Sindrom fragile X adalah kelainan genetic yang merupakan akibat dari abnormalitas dalam kromosom X, yang menjadi terhimpit dan sering pecah. Defesiensi mental sering menjadi konsekuensi tetapi defesiensi ini mungkin mengambil bentuk berupa keterbelakangan mental, gangguan belajar, atau rentang perhatian yang pendek. Kelainan ini lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan pada perempuan, kemungkinan pada kromosom X kedua pada perempuan dan menegasikan efek negative gangguan ini.

e.Sindrom Turner
Sindrom turner adalah kelainan kromosom pada perempuan di mana sebuah kromosm X hilang dan menjadikan pemiliknya XO dan bukan XX, atau kromosom kedua terhapus sebagian. Perempuan dengan sindrom ini berpostur pendek dan mempunyai leher yang tersambung oleh membran kulit. Mereka dapat tidak subur dan mengalami kesulitan matematika, tetapi kemampuan verbal biasanya cukup baik. Sindrom turner terjadi kira-kira 1 dari setiap 2500 kelahiran.

f.Sindrom XYY
Sindrom XYY merupakan kelainan kromosom dimana laki-laki memiliki kromosom Y ekstra. Ketertarikan awal pada sindrom ini terfokus pada keprcayaan bahwa kromosom Y esktra yang ditemukan pada beberapa laki-laki menyumbang terhadap perilaku agresi dan kekerasan. Meskipun demikian, peneliti kemudian menemukan bahwa laki-laki XYY tidak lebih mungkin melakukan kejahatan daripada laki-laki XY.

Abnormalitas yang Berhubungan dengan Gen

Abnormalitas dapat disebabkan oleh jumlah kromosom yang bervariasi; juga dapat disebabkan oleh gen yang berbahaya. Lebih dari 7000 gangguan genetik seperti ini telah diidentifikasi, meskipun sebagian besar gangguan ini jarang terjadi.

a.Phenylketonuria (PKU)
Phenylketonuria (PKU) adalah kelainan genetik dimana individu tidak dapat mencerna phenylalanine dengan benar (suatu asam amino). Hal ini diakibatkan oleh gen resesif dan terjadi sekitar 1 dalam setiap 10000 hingga 20000 kelahiran hidup. Jika phenylketonuria dibiarkan tidak dirawat, berakibat pada keterbelakangan mental dan hiperaktivitas. Phenylketonuria merupakan penyebab sekitar 1 persen dari individu yang dirawat karena keterbelakangan mental, dan biasanya terjadi pada orang kulit putih. Kini phenyketonuria dapat dideteksi dengan mudah dan disembuhkan dengan diet yang mencegah penimbunan phenylalanine secara berlebihan.
Cerita phenyketonuria memiliki implikasi penting bagi masalah nature-nuture, meskipun phenyketonuria merupakan gangguan genetik (nature), bagaimana atau apakah pengaruh sebuah gen dalam  phenyketonuria ditampilkan dapat bergantung pada pengaruh lingkungan, mengingat gangguan tersebut dapat disembuhkan. Karena itu, adanya cacat genetik tidak secara otomatis mengarah pada perkembangan kelainan ini jika individunya berkembang dalam lingkungan yang benar.

b.Sickle-cell Anemia
Sickle-cell anemia lebih sering tejadi pada orang Afrika-Amerika, merupakan kelainan genetik yang merusak sel darah merah tubuh. Sel darah merah biasanya terbentuk seperti lingkaran datar, tetapi dalam sickle-cell anemia, gen reseseif menyebabkan sel tersebut seperti menjadi “sabit”. Sel ini mati dengan cepat, menyebabkan anemia dan kematian dini penderitanya karena kegagalannya membawa oksigen ke sel-sel tubuh. Sekitar 1 dari 400 bayi Afrika Amerika terserang penyakit ini. 1 dari 10 orang Amerika pembawa gen, begitupula 1 dari 20 orang Latin.





http://isahluphpsychologi.blogspot.com/2013/04/psikologi-abnormal-dan-patologi.html
http://kusbiantari.blogspot.com/2012_03_01_archive.html
http://www.psychologymania.com/2011/10/abnormalitas-yang-berhubungan-dengan.html
http://psychologious.blogspot.com/2012/02/ciri-ciri-abnormal.html