Nama : Nur Azizah
Kelas : 1PA07
NPM : 15511293
Kebudayaan adalah kebiasaan secara turun temurun pada suatu tempat dan masyaraktnya dan menjadi ciri khas dari daerah dan penghuninya. Budaya bersifat relatif, tergantung dari siapa yang melakukan, bahkan adapula budaya yang cenderung mengarahkan manusia terhadap perilaku buruk. Oleh karena itu lahirlah ilmu budaya dasar yang didalamnya terdapat batasan- batasan budaya yang baik dan sebaliknya. Manusia dan budaya saling tekait, karena manusia makhluk sosial dan budaya adalah suatu hal hanya dapat dijalankan dengan sistem berkelompok. Hanya manusialah yang dapat menghasilkan kebudayaan dan sebaliknya tidak ada kebudayaan tanpa manusia.
Setiap kebudayaan adalah sebagai jalan atau arah di dalam bertindak dan berpikir, sehubungan dengan pengalaman-pengalaman yang fundamental, dari sebab itulah kebudayaan itu tidak dapat dilepaskan dengan individu dan masyarakat. Dan akhirnya, di mana manusia hidup bermasyarakat disanalah ada kebudayaan, kesemuanya menjadi benda penyelidikan sosiologi. Definisi-definisi itu memperlihatkan perbedaan antara satu dan yang lain. Tetapi dalam perbedaan itu ada persamaan, persamaan terletak dalam pengakuan bahwa kebudayaan itu berhubungan dengan manusia. Apabila diteliti dengan sungguh-sungguh akan diketahui bahwa perbedaan itu terletak pada esensi atau hakikat manusia, yaitu sesuatu yang ada manusia, tapi tidak ada pada hewan. Sesuatu yang membedakan secara mutlak manusia dan hewan. Hakekatnya itu ialah jiwa/roh. Manusia mempunyai jiwa, tetapi hewan tidak.
Berbiacara mengenai budaya, terdapat unsur- unsur didalamnya yang mencakup sebagai berikut:
- wujud kebudayaan sebagai kompleks dari ide- ide, gagasan, nilai- nilai, norma- norma, peraturan dan sebagainya.
- Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat.
- Wujud kebudayaan sebagai benda- benda hasil karya manusia.
Kebudayaan sendiri disusun atas beberapa komponen yaitu komponen yang bersifat kognitif, normatif, dan material. Dalam memandang kebudayaan, orang sering kali terjebak dalam sifat chauvinisme yaitu membanggakan kebudayaannya sendiri dan menganggap rendah kebudayaan lain. Seharusnya dalam memahami kebudayaan kita berpegangan pada sifat-sifat kebudayaan yang variatif, relatif, universal, dan counterculture.
Salah satu kelebihan kita menjadi manusia adalah diberikannya kemampuan untuk merasakan hal-hal disekeliling kita dengan seluruh panca indera yang dimiliki.yang membedakan kita dengan makhluk ciptaan Tuhan lainnya adalah adanya cipta, rasa, dan karsa.
Hubungan manusia dengan kebudayaan tercipta melalui 3 tahap :o Eksternalisasi adalah proses pengekspresian diri.
o Obyektivasi adalah suatu kenyataan manusia yang berhadapan dengan manusia.
o Internalisasi adalah suatu proses yang mempelajari kemasyarakatan agar lebih baik.
o Obyektivasi adalah suatu kenyataan manusia yang berhadapan dengan manusia.
o Internalisasi adalah suatu proses yang mempelajari kemasyarakatan agar lebih baik.
Variasi system nilai budaya :
o Masalah hakekat hidup manusia
o Masalah hakekat karya manusia
o Masalah hakekat waktu manusia
o Masalah hakekat alam sekitar manusia
o Masalah hakekat hubungan manusia
o Masalah hakekat hidup manusia
o Masalah hakekat karya manusia
o Masalah hakekat waktu manusia
o Masalah hakekat alam sekitar manusia
o Masalah hakekat hubungan manusia
Dengan demikian budaya itu memang mendarah daging dengan kehidupan manusia, selain bermanfaat, budaya juga memberi warna terhadap kehidupan manusia. Dan kita sebagai manusia yang berbudaya hendaklah melestarikan budaya tersebut dan tidak menyalahgunakan sehingga kehidupan bisa berjalan sesuai dengan sistem yang diharapkan.
Sumber :
- Prasetya, Joko Tri, Ilmu Budaya Dasar.2009. Jakarta : Rineka Cipta.
No comments:
Post a Comment